Kewirausahaan Ditinjau dari Perspektif Islam
Usahawan muslim memiliki karakter yang mampu mengubah tatanan sosial menjadi berkeadilan dan berperadaban. Ajaran islam mendorong penganutnya untuk berprofesi sebagai pedagang dan memperhatikan kaum yang lemah, fakir miskin, anak yatim, janda tua dan siapapun yang tidak bisa bersaing dalam dunia usaha disekitarnya.
Profesi pengusaha didalam perspektif islam tidak semata-mata berprofesi duniawi (kemapanan ekonomi), namun lebih dari itu adalah profesi yang bernilai ibadah. Kdalam kekayaan yang mereka miliki terdapat hak orang lain. Sehingga mereka diwajibkan membayar zakat dan dianjurkan untuk bersedekah, infak dan wakaf.
Memilih berbisnis dengan cara yang diatur oleh Islam berati mengedepankan al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman dasar. Berbisnis secara syariat islam senantiasa mempertimbangkan nilai-nilai yang menjamin kesuksessan dan kelanggenan suatu bisnis karena bisnis bagi umat islam adalah serangkaian ibadah.
Bisnis Adalah Ibadah
Ibadah diartikan sebagai pengabdian diri kepada Allah SWT, yaitu dalam melaksanakan segala aktifitas keseharian seorang hamba tidak lepas dari mengabdi ridha dan cinta-Nya. Jika terdapat perbuatan yang dilakukan seorang muslim tidak diiringi niat untuk Allah maka tidak akan bernilai apa-apa disisi Tuhannya dan akan menjadi sia-sia.
Berbisnis adalah bagian dari hidup umat islam yang ditujukan untuk beribadah kepada Allah dan sebagai ladang untuk kebajikan. Misalnya seorang produsen, ia memproduksi barang dalam rangka untuk mempermudah orang lain dalam memenuhi kebutuhan yang diperlukan dalam hidupnya. Terdapat beberapa motivasi bagi seorang pelanggan/konsumen hingga mendatangi sebuah usaha kita, diantaranya:
Budaya Bisnis Islam
1. Menerapkan Ahklak Pelaku Usaha
Ahklak atau moral, seringkali disebut karakter dan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan wirausaha. Dalam berdagang islam mewajibkan setiap pedagang untuk melakukan berbagai macam kebajikan seperti jujur, menepati janji, menakar seusai ukurannya, tolong menolong dan sebagainya.
Terkait dengan moral pedagang, islam memberikan aturan yang sangat banyak karena dalam kegiatan perdagangan sangat rentan terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan seperti kecurangan, penipuan, baik yang terjadi antara sesama pedagang maupun antara pembeli.
2. Leadership dan manajemen yang baik
Seoarang pengusaha harus memiliki sikap kepemimpinan dan mampu mengurus perdagangannya yang baik dan teratur. Nilai-nilai kepemimpinan dan manajemen yang baik semestinya diterapkan dalam semua aspek kegiatan seorang hamba Allah, tidak hanya ditujukan kepada seorang wirausahawan saja.
3. Berani menghadapi resiko
Resiko akan menentukan kadar keuntungan yang diperoleh. Seorang pengusaha muslim haruslah bersedia dan berani menghadapi berbagai kemungkinan dalam perniagaan yang akan dijalankan.rasulullah dan para sahabat bagaimana beliau menghadapi banyak resiko dalam menegakkan kalimah Allah keberanian haruslah disertai dengan strategi dan perencanaan yang baik.
4. Amanah
Amanah merupakan salah satu sifat mulia para Nabi dan para rasul. Rasulullah sendiri telah menunjukkan contoh terbaik sehingga mendapatkan gelar al-Amin. Allah berfirman: “sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil”. (QS. An Nisa’’:58)
5. Sabar
Para usahawan dituntut untuk senantiasa memohon kepada Allah agar diperteguhkan kesabaran dalam menghadapi berbagai masalah. Sabar dalam islam mencakup sabar dalam melaksanakan perintah Allah dalam meninggalkan segala larangan Allah. Allah berfirman: “hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS AL-Baqarah:153)
6. Bersedekah
Sedekah bukan semata –mata ditujukan untuk mendapatkan pahala dari Allah, tetapi lebih dari itu adalah menjaga kestabilan ekonomi umat islam. Pengusaha muslim haruslah menyadari hak harta orang lain yang dititipkan oleh Allah SWT kepada mereka.
Terkait dengan budaya sedekah ini para sahabat Rasulullah SAW sanggup menyumbangkan sebahagian besar keuntungan mereka ke jalan Allah, yaitu ditujukan untuk keperluan kaum muslimin baik bagi fakir miskin dan keperluan peralatan perang dijalan Allah.
Profesi pengusaha didalam perspektif islam tidak semata-mata berprofesi duniawi (kemapanan ekonomi), namun lebih dari itu adalah profesi yang bernilai ibadah. Kdalam kekayaan yang mereka miliki terdapat hak orang lain. Sehingga mereka diwajibkan membayar zakat dan dianjurkan untuk bersedekah, infak dan wakaf.
Memilih berbisnis dengan cara yang diatur oleh Islam berati mengedepankan al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman dasar. Berbisnis secara syariat islam senantiasa mempertimbangkan nilai-nilai yang menjamin kesuksessan dan kelanggenan suatu bisnis karena bisnis bagi umat islam adalah serangkaian ibadah.
Bisnis Adalah Ibadah
Ibadah diartikan sebagai pengabdian diri kepada Allah SWT, yaitu dalam melaksanakan segala aktifitas keseharian seorang hamba tidak lepas dari mengabdi ridha dan cinta-Nya. Jika terdapat perbuatan yang dilakukan seorang muslim tidak diiringi niat untuk Allah maka tidak akan bernilai apa-apa disisi Tuhannya dan akan menjadi sia-sia.
Berbisnis adalah bagian dari hidup umat islam yang ditujukan untuk beribadah kepada Allah dan sebagai ladang untuk kebajikan. Misalnya seorang produsen, ia memproduksi barang dalam rangka untuk mempermudah orang lain dalam memenuhi kebutuhan yang diperlukan dalam hidupnya. Terdapat beberapa motivasi bagi seorang pelanggan/konsumen hingga mendatangi sebuah usaha kita, diantaranya:
- Harga yang relatif murah
- Persediaan barang komplit
- Barang selalu baru, up to date, and fresh
- Pelayanan yang ramah dan dapat dipercaya
- Suasana toko yang menarik dan nyaman
- Mudah dicapai oleh kendaraan dalam keadaan pulang dan pergi
- Pengalaman secara emosional
- Ada ikatan batin dengan pemilik toko,
Budaya Bisnis Islam
1. Menerapkan Ahklak Pelaku Usaha
Ahklak atau moral, seringkali disebut karakter dan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan wirausaha. Dalam berdagang islam mewajibkan setiap pedagang untuk melakukan berbagai macam kebajikan seperti jujur, menepati janji, menakar seusai ukurannya, tolong menolong dan sebagainya.
Terkait dengan moral pedagang, islam memberikan aturan yang sangat banyak karena dalam kegiatan perdagangan sangat rentan terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan seperti kecurangan, penipuan, baik yang terjadi antara sesama pedagang maupun antara pembeli.
2. Leadership dan manajemen yang baik
Seoarang pengusaha harus memiliki sikap kepemimpinan dan mampu mengurus perdagangannya yang baik dan teratur. Nilai-nilai kepemimpinan dan manajemen yang baik semestinya diterapkan dalam semua aspek kegiatan seorang hamba Allah, tidak hanya ditujukan kepada seorang wirausahawan saja.
3. Berani menghadapi resiko
Resiko akan menentukan kadar keuntungan yang diperoleh. Seorang pengusaha muslim haruslah bersedia dan berani menghadapi berbagai kemungkinan dalam perniagaan yang akan dijalankan.rasulullah dan para sahabat bagaimana beliau menghadapi banyak resiko dalam menegakkan kalimah Allah keberanian haruslah disertai dengan strategi dan perencanaan yang baik.
4. Amanah
Amanah merupakan salah satu sifat mulia para Nabi dan para rasul. Rasulullah sendiri telah menunjukkan contoh terbaik sehingga mendapatkan gelar al-Amin. Allah berfirman: “sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil”. (QS. An Nisa’’:58)
5. Sabar
Para usahawan dituntut untuk senantiasa memohon kepada Allah agar diperteguhkan kesabaran dalam menghadapi berbagai masalah. Sabar dalam islam mencakup sabar dalam melaksanakan perintah Allah dalam meninggalkan segala larangan Allah. Allah berfirman: “hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS AL-Baqarah:153)
6. Bersedekah
Sedekah bukan semata –mata ditujukan untuk mendapatkan pahala dari Allah, tetapi lebih dari itu adalah menjaga kestabilan ekonomi umat islam. Pengusaha muslim haruslah menyadari hak harta orang lain yang dititipkan oleh Allah SWT kepada mereka.
Terkait dengan budaya sedekah ini para sahabat Rasulullah SAW sanggup menyumbangkan sebahagian besar keuntungan mereka ke jalan Allah, yaitu ditujukan untuk keperluan kaum muslimin baik bagi fakir miskin dan keperluan peralatan perang dijalan Allah.