Bisnis Syariah; Pentingnya Bisnis Syariah dan Tujuannya dalam Dunia Usaha
Bisnis secara umum adalah sebagai suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Cara yang biasa dilakukan adalah mengelola sumber daya ekonomi dengan berbagai jenisnya secara efektif dan efisien.
Bisnis Syari’ah adalah serangkaian aktivitas jual beli dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan hartanya baik dan barang atau jasa, tetapi dibatasi cara memperoleh dan menggunakannya. Dalam mendapatkan harta dan menggunakannya tidak boleh dengan cara-cara yang diharamkan Allah.
Berbisnis menurut ketentuan syari’ah tidak boleh bebas dari ketentuan syariat dan harus dibedakan antara halal dan haram atau yang hak dan yang batil tidak boleh dicampuradukkan sesuai firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 42 yang artinya “Dan janganlah kamu campuradukkan dengan yang hak dan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui”.
Tujuan bisnis syariah
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang sudah pasti mempunyai tujuan tertentu termasuk kegiatan bisnis. Ada beberapa tujuan bisnis syariah yang sangat penting diantara lain: Memperoleh keuntungan material dan non material.
Dalam menjalakan bisnis sudah pasti seseorang menginginkan keuntungan atau profit. Keuntungan material harus dapat melahirkan keuntungan non profit secara umum maupun khusus. Misalnya, dapat menciptakan suasana yang kondusif, persaudaraan, kepedulian sosial dan sebagainya.
Keuntungan material yang tidak disertai dengan keuntungan non material hanya akan melahirkan disharmonisasi dalam kehidupan bermasyarakat. Akhirnya, muncullah egoisme dan sifat individualistik yang tidak dibenarkan oleh islam.
Apapun bentuk kegiatan bisnis tetap dituntut untuk mewujudkan ukhuwah islamiyah, bukan justru bersifat individualistik egoistik. Aspek yang diterapkan dalam aktivitas bisnis islam yaitu qimah khuluqiyah.
Setiap aktivitas bisnis haruslah dapat melahirkan nilai-nilai ahklak karimah, bukan semata-mata terjadi hubungan fungsional dan profesional. Ini merupakan keharusan dalam setiap aktivitas bisnis dalam perspektif syariah.
Aspek lain yang tidak kalah pentingnya, adalah qimah ruhiyah yaitu setiap aktivitas bisnis harus dapat menumbuhkan jiwa yang dekat kepada Allah, bukan malah merasa jauh kepada Allah.
Mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi
Keuntungan material yang diperoleh dalam menjalankan aktivitas bisnis diharapkan dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya pertumbuhan bisnis yang dijalakan akan menjadi maju dan besar.
Hal ini ternyata dapat menjaga eksistensi bisnis atau perusahaan yang menjalankannya. Atas dasar ini, diharapkan dapat mewujudkan eksistensi kehidupan yang harmonis di tengah-tengah masyarakkat, sekaligus juga mempertahankan syariat agama Allah di muka bumi.
Menjaga keberlangsungan bisnis
Bisnis syariah memberikan hak untuk mengambil keuntungan material dan keuntungan non material. Batas dalam mengambil keuntungan material sesungguhnya tidak pernah dibatasi dalam Al-Qur’an dan hadis.
Allah dan Rasulullah selalu menganjurkan untuk mewujudkan kehidupan yang harmonis, santun, dan penuh dengan rasa kasih sayang, maka tetap dianjurkan untuk tidak mengambil keuntungan yang cukup besar.
Biasanya kalau ada pedagang yang mengambil untung lebih besar, para pelanggan akan mencari tempat yang harganya relatif murah. Jika hal ini terjadi, tentunya keberlangsungan kegiatan bisnis tidak dapat dipertahankan dengan baik.
Memperoleh berkah dari Allah
Berkah adalah bertambahnya kebajikan dan ketenangan dalam diri seseorang yang tidak dapat dihitung secara matematik. Tentang masalah berkah ini secara implisit dinyatakan oleh Rasulullah dalam sabdanya yang artinya ”sedekah itu tidak mengurangi harta, dan Allah tidak akan menambah seorang hamba yang memberi maaf kepada saudarantya kecuali kemuliaan, dan tidak akan memperoleh seorang hamba Allah yang bersifat tawaduk atau rendah diri kecuali Allah telah mengankat martabatnya”.
Mendapat Ridho Allah
Umat Islam, mempunyai keyakinan bahwa jika hidupnya mendapat ridho Allah akan pasti tenang, tentram, harmonis, dan selamat dunia dan akhirat. Dalam hal menjalankan bisnis islam, dengan konsep ada yang halal dan yang haram serta tidak melakukan kezaliman, harapannya ingin mendapatkan ridho Allah.
Allah telah mengingatkan kepada hamba-Nya bahwa segala kehidupan harus mendapatkan ridho Allah. Hal ini dijelaskan dalam surat al-An’am ayat 162 yang artinya “katakanlah: “sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah ntuk Allah, Tuhan semesta alam”.
Mendapatkan Ketenangan lahir dan batin
Dalam hidup ini, kalau seseorang mematuhi peraturan, niscaya dia akan selamat dan akan mendapatkan ketenangan yang dimaksud. Hidup ini harus mematuhi setiap apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah. Jika kita, melanggar larangan Allah pasti akan mendatangakan malapetaka dan kegelisahan dalam hidup.
Dalam hal bisnis, Allah telah membuat aturan yang jelas, seperti haramnya riba, pengurangan timbangan, pemalsuan barang, menyembunyikan cacat barang dan lain-lain. Ketentuan-ketentuan bisnis syariah mampu melahirkan ketenteraman lahir dan batin bagi orang-orang yang mematuhinya.
Bisnis Syari’ah adalah serangkaian aktivitas jual beli dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan hartanya baik dan barang atau jasa, tetapi dibatasi cara memperoleh dan menggunakannya. Dalam mendapatkan harta dan menggunakannya tidak boleh dengan cara-cara yang diharamkan Allah.
Berbisnis menurut ketentuan syari’ah tidak boleh bebas dari ketentuan syariat dan harus dibedakan antara halal dan haram atau yang hak dan yang batil tidak boleh dicampuradukkan sesuai firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 42 yang artinya “Dan janganlah kamu campuradukkan dengan yang hak dan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui”.
Tujuan bisnis syariah
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang sudah pasti mempunyai tujuan tertentu termasuk kegiatan bisnis. Ada beberapa tujuan bisnis syariah yang sangat penting diantara lain: Memperoleh keuntungan material dan non material.
Dalam menjalakan bisnis sudah pasti seseorang menginginkan keuntungan atau profit. Keuntungan material harus dapat melahirkan keuntungan non profit secara umum maupun khusus. Misalnya, dapat menciptakan suasana yang kondusif, persaudaraan, kepedulian sosial dan sebagainya.
Keuntungan material yang tidak disertai dengan keuntungan non material hanya akan melahirkan disharmonisasi dalam kehidupan bermasyarakat. Akhirnya, muncullah egoisme dan sifat individualistik yang tidak dibenarkan oleh islam.
Apapun bentuk kegiatan bisnis tetap dituntut untuk mewujudkan ukhuwah islamiyah, bukan justru bersifat individualistik egoistik. Aspek yang diterapkan dalam aktivitas bisnis islam yaitu qimah khuluqiyah.
Setiap aktivitas bisnis haruslah dapat melahirkan nilai-nilai ahklak karimah, bukan semata-mata terjadi hubungan fungsional dan profesional. Ini merupakan keharusan dalam setiap aktivitas bisnis dalam perspektif syariah.
Aspek lain yang tidak kalah pentingnya, adalah qimah ruhiyah yaitu setiap aktivitas bisnis harus dapat menumbuhkan jiwa yang dekat kepada Allah, bukan malah merasa jauh kepada Allah.
Mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi
Keuntungan material yang diperoleh dalam menjalankan aktivitas bisnis diharapkan dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya pertumbuhan bisnis yang dijalakan akan menjadi maju dan besar.
Hal ini ternyata dapat menjaga eksistensi bisnis atau perusahaan yang menjalankannya. Atas dasar ini, diharapkan dapat mewujudkan eksistensi kehidupan yang harmonis di tengah-tengah masyarakkat, sekaligus juga mempertahankan syariat agama Allah di muka bumi.
Menjaga keberlangsungan bisnis
Bisnis syariah memberikan hak untuk mengambil keuntungan material dan keuntungan non material. Batas dalam mengambil keuntungan material sesungguhnya tidak pernah dibatasi dalam Al-Qur’an dan hadis.
Allah dan Rasulullah selalu menganjurkan untuk mewujudkan kehidupan yang harmonis, santun, dan penuh dengan rasa kasih sayang, maka tetap dianjurkan untuk tidak mengambil keuntungan yang cukup besar.
Biasanya kalau ada pedagang yang mengambil untung lebih besar, para pelanggan akan mencari tempat yang harganya relatif murah. Jika hal ini terjadi, tentunya keberlangsungan kegiatan bisnis tidak dapat dipertahankan dengan baik.
Memperoleh berkah dari Allah
Berkah adalah bertambahnya kebajikan dan ketenangan dalam diri seseorang yang tidak dapat dihitung secara matematik. Tentang masalah berkah ini secara implisit dinyatakan oleh Rasulullah dalam sabdanya yang artinya ”sedekah itu tidak mengurangi harta, dan Allah tidak akan menambah seorang hamba yang memberi maaf kepada saudarantya kecuali kemuliaan, dan tidak akan memperoleh seorang hamba Allah yang bersifat tawaduk atau rendah diri kecuali Allah telah mengankat martabatnya”.
Mendapat Ridho Allah
Umat Islam, mempunyai keyakinan bahwa jika hidupnya mendapat ridho Allah akan pasti tenang, tentram, harmonis, dan selamat dunia dan akhirat. Dalam hal menjalankan bisnis islam, dengan konsep ada yang halal dan yang haram serta tidak melakukan kezaliman, harapannya ingin mendapatkan ridho Allah.
Allah telah mengingatkan kepada hamba-Nya bahwa segala kehidupan harus mendapatkan ridho Allah. Hal ini dijelaskan dalam surat al-An’am ayat 162 yang artinya “katakanlah: “sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah ntuk Allah, Tuhan semesta alam”.
Mendapatkan Ketenangan lahir dan batin
Dalam hidup ini, kalau seseorang mematuhi peraturan, niscaya dia akan selamat dan akan mendapatkan ketenangan yang dimaksud. Hidup ini harus mematuhi setiap apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah. Jika kita, melanggar larangan Allah pasti akan mendatangakan malapetaka dan kegelisahan dalam hidup.
Dalam hal bisnis, Allah telah membuat aturan yang jelas, seperti haramnya riba, pengurangan timbangan, pemalsuan barang, menyembunyikan cacat barang dan lain-lain. Ketentuan-ketentuan bisnis syariah mampu melahirkan ketenteraman lahir dan batin bagi orang-orang yang mematuhinya.