Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Etika Produksi dalam Sistem Ekonomi Islam

Setelah sebelumnya kita membahas tentang 6 Etika Konsumsi dalam Sistem Ekonomi Islam, maka sangat penting bagi kita untuk mengetahui juga tentang Etika Produksi dalam Sistem Ekonomi Islam.

Dalam setiap tingkah laku dan perbuatannya, seorang muslim harus berpedoman pada Al-Qur’an dan sunnah rasul. Termasuk dalam perbuatannya berkaitan dengan ekonomi. Aspek produksi merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan ekonomi. Etika produksi dalam ekonomi Islam pun harus memenuhi kaidah-kaidah etika tertentu mulai dari tujuan produksinya, prinsip pokoknya, hingga cara penentuan harga barang yang diproduksi.

Nah terkait etika produksi dalam ekonomi Islam, berikut ini kami bagikan ulasan selengkapnya. Semoga bermanfaat.

Etika Produksi dalam Ekonomi Islam

Tujuan Produksi

Etika produksi dalam ekonomi Islam mengatur mulai dari pondasi awal dilakukannya produksi yaitu tujuan dari produksi itu sendiri. Menurut Shiddiqui, produksi memiliki beberapa tujuan antara lain:

  • Pemenuhan sarana kebutuhan manusia
  • Mengetahui kebutuhan masyarakat
  • Antisipasi terhadap kebutuhan di masa depan
  • Antisipasi terhadap kebutuhan generasi mendatang
  • Pemenuhan sarana bagi kepentingan sosial
  • Beribadah kepada Allah

Tujuan pertama yaitu pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dimana dalam perjalanannya, pemenuhan kebutuhan ini sekaligus sebagai cara untuk mengetahui kebutuhan masyarakat. Melakukan produksi dalam skala besar juga bisa berarti melakukan antisipasi terhadap kemungkinan adanya peningkatan kebutuhan di masa yang akan datang.

Selain itu, dengan kita melakukan produksi juga berarti kita memenuhi kepentingan sosial dimana dengan barang yang kita produksi kita dapat membantu orang lain. Muara dari semua tujuan produksi ini adalah satu hal yaitu ibadah kepada Allah. Bagaimanapun, keuntungan akhirat lebih besar nilainya daripada keuntungan duniawi semata.

Prinsip pokok produksi

Terdapat tiga prinsip pokok produksi dalam etika produksi menurut ekonomi Islam, yaitu:

  • Adanya komitmen yang kuat terhadap keadilan
  • Adanya dorongan untuk menyejahterakan masyarakat dengan melayani kebutuhan masyarakat melalui barang yang diproduksi
  • Dibolehkan mengoptimalisasi keuntungan dengan kedua batasan yang telah disebutkan di atas

Keadilan dan kebaikan bagi seluruh lapisan masyarakat adalah inti dari ajaran Islam, karena itu para produsen harus memenuhi prinsip pokok ini. Nilai-nilai keadilan dan kebaikan harus menjadi landasan dasar dari berbagai kegiatan ekonomi dan bisnis para produsen.

Kemudian, menyejahterakan masyarakat dengan melayani kebutuhan masyarakat harus menjadi landasan berpikir untuk setiap keputusan yang diambil oleh manajemen. Manajemen produsen harus mempertimbangkan manfaat apa yang diperoleh dalam setiap keputusan yang akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Sehingga setiap keputusan diambil dengan hati-hati dan melalui proses pertimbangan yang matang.

Dalam hal optimalisasi keuntungan, pada dasarnya tidak ada ketentuan khusus selain dari dua prinsip pokok yang telah disebutkan. Jangan sampai hanya demi mengejar keuntungan yang tinggi tetapi produsen mengabaikan aspek keadilan dan kebaikan serta dorongan untuk menyejahterakan masyarakat.

Prinsip pokok di atas, jika diaplikasikan dengan baik sesungguhnya sangat berpotensi menjamin eksistensi produsen dan teraihnya keuntungan maksimal dalam jangka panjang.

Penentuan harga barang yang diproduksi

Dua prinsip dasar dalam penentuan harga barang yang diproduksi menurut etika produksi dalam ekonomi Islam yaitu:

  • Nilai keadilan
  • Scarcity atau kelangkaan

Keadilan merupakan salah satu prinsip dasar ekonomi Islam termasuk dalam hal penentuan harga. Harga yang ditentukan harus sesuai dengan kemampuan konsumen tetapi juga masih dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi produsen.

Adapun prinsip kelangkaan maksudnya adalah kondisi relatif antara permintaan suatu barang dengan ketersediaannya di pasaran. Dalam prinsip ini, mekanisme pasar lah yang akan mencerminkan harga yang pantas untuk suatu barang. Selain itu, prinsip produksi dalam sistem ekonomi Islam harus didasarkan pada beberapa prinsip berikut;

1. Motivasi berdasarkan keimanan.

Aktivitas produksi yang di jalankan seorang pengusaha muslim terkait dengan motivasi keimanan atau keyakinan positif, yaitu semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah SWT, dan balasan di negri akhirat.

2. Berproduksi berdasarkan azas manfaat dan maslahat

Seorang muslim dalam menjalankan produksinya tidak semata mencari keuntungan semaksimum mungkin untuk menupuk asset kekayaan. Berproduksi bukan sekedar karena profit ekonomis yang diperolehnya, tetapi juga seberapa penting manfaat keuntungan tersebut untuk kemaslahatan masyarakat.

3. Mengoptimalkan kemampuan akhlaknya.

Seorang muslim harus menggunakan kemampuan akalnya, serta profesionallitasnya dalam mengelola sumber daya. karena faktor . karena factor produksi yang digunakan untuk menyelenggarakan proses produksi sifatnya tidak terbatas, manusia perlu berusaha mengoptimalkan kemampuan yang telah Allah SWT berikan.

4. Adanya sikap Tawazun

Produksi dalam islam juga mensyaratkan adanya sikap tawazun (keberimbangan) antara dua kepentingan, yakni kepentingan umum dan kepentingan khusus.

5. Harus optimis

Seorang produsen muslim yakni bahwa apa pun yang diusahakannya sesuai dengan ajaran islam tidak membuat hidupnya menjadi kesulitan. Allah SWT telah menjamin rezekinya dan telah menyediakan keperluan hidup seluruh makhlukNya termasuk manusia.

6. Menghindari praktik muslim yang haram.

Seorang produsen muslim islam menghindari praktik produksi yang mengandung unsur haram dan riba, pasar gelap, dan soekulasi sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 90: “hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamr, judi, berkorban untuk pahala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji (termasuk perbuatan setan). Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agarkamu mendapat keuntungan”.

Etika Produksi dalam Sistem Ekonomi Islam

Nah itulah hal-hal terkait etika produksi dalam ekonomi Islam yang harus dipenuhi oleh produsen muslim. Semoga informasi diatas bisa bermanfaat.